Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong, tetapi juga menjadi bagian dari program ketahanan pangan yang dijalankan oleh Lapas Karanganyar, sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden dan 13 program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan.
Bapak Karwoko, Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja di Lapas Karanganyar, menyatakan, "Program ini adalah wujud nyata kontribusi Lapas Khusus Kelas IIA Karanganyar dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui pembinaan yang intensif, kami berharap kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi Lapas Karanganyar di masa depan."
Proses penanaman sayuran dimulai dengan tim Giatja yang berhasil mengubah lahan yang semula terbengkalai menjadi kebun produktif yang menghasilkan berbagai jenis tanaman. Dengan penerapan metode pengelolaan yang tepat, kebun ini telah menghasilkan empat kali panen dengan hasil yang memuaskan. Ini menjadi bukti bahwa dengan pengelolaan yang baik, lahan yang sebelumnya tidak terurus dapat memberikan manfaat yang signifikan.
Pengelolaan kebun dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan hasil panen yang optimal. Tim Giatja menjelaskan bahwa perawatan dimulai dengan penggemburan tanah dan pemberian pupuk kandang untuk meningkatkan kualitas tanah. Setelah penanaman, tanaman dirawat dengan penyiraman rutin setiap pagi dan sore selama minggu pertama, untuk memastikan pertumbuhannya baik.
Selain itu, tim Giatja juga memberikan tongkat penyangga pada tanaman yang membutuhkan serta memangkas dahan yang berlebih agar pertumbuhannya tetap optimal. Semua tahapan perawatan dilakukan dengan penuh perhatian dan kehati-hatian agar kebun tetap produktif dan terus menghasilkan panen melimpah.
Harapannya, pengelolaan kebun ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kita dapat mencapai tujuan besar dalam menciptakan ketahanan pangan yang lebih merata dan berkelanjutan. "Semoga kegiatan ini terus berlangsung dan memberi manfaat yang lebih luas, " tutup Bapak Karwoko.